Desember 18, 2025
Pasar Kripto Turun Berjamaah, Ternyata Ini Biang Keroknya

Jakarta – Pasar kripto turun berjamaah dalam 24 jam terakhir yang dimaksud dipengaruhi oleh tiga faktor utama.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Jumat (6/10/2023) pukul 06.45 WIB, pasar kripto runtuh serentak. Bitcoin melemah 1,26% ke US$27.439,51 walau secara mingguan masih naik 1,52%.

Ethereum melemah 2,09% dalam 24 jam terakhir dan juga juga dalam tujuh hari terdepresiasi 2,32%.

XRP turun 1,73% secara harian meskipun secara mingguan masih menguat 2,90%.

Begitu pula dengan Solana yang mana digunakan terdepresiasi 1,90% dalam 24 jam terakhir meskipun secara mingguan masih terbang 14,01%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang mana mana merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 1,48% ke bilangan 1.140,64. Open interest terdepresiasi 0,48% di area area bilangan bulat US$24,48 miliar.

Sementara dilansir dari Alternative.me, bitcoin fear & greed index tercatat berada dalam posisi 48 yang mana mana mana merupakan kategori netral atau tambahan rendah dibandingkan hari kemarin (5/10/2023) yang tersebut berada dalam nomor 49 dengan kategori netral juga.

Sedangkan fear & greed index yang digunakan dimaksud dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan nomor 45 yang tersebut menunjukkan bahwa pasar berada pada fase netral dengan kondisi kegiatan sektor ekonomi kemudian industri kripto saat ini.

Dilansir dari cointelegraph.com, terdapat beberapa alasan mengapa kripto sulit mengalami kenaikan akhir-akhir ini. Mulai dari kondisi makroekonomi khususnya yang mana mana datang dari Amerika Serikat (AS), lesunya volume trading, kemudian ekspektasi ETF yang mana turun.

Saat ini, bank sentral AS (The Fed) masih relatif bersikap hawkish mengingat inflasinya yang dimaksud mengalami kenaikan juga semakin menjauhi target The Fed yakni 2%. Hal ini berdampak pada kesempatan The Fed yang mana dimaksud kemungkinan akan menaikkan 25 basis poin (bps) pada sisa akhir tahun ini.

Selain itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun pun mengalami lonjakan yang digunakan mana sangat signifikan akibat suku bunga AS yang mana dimaksud tinggi. Hal ini semakin menarik pemodal untuk masuk ke instrumen pengerjaan kegiatan ekonomi yang tersebut disebut lalu menghindari risk asset seperti kripto.

Aktivitas perdagangan spot di tempat dalam bursa tradisional sudah mengecil ke tingkat yang mana itu belum pernah terjadi sebelumnya sejak akhir tahun 2020, yang dimaksud menandakan berkurangnya partisipasi pemodal institusi.

Perlu dicatat bahwa penurunan volume perdagangan mungkin disebabkan oleh perusahaan perdagangan besar yang mana mana berbasis dalam AS, seperti Jane Street Group lalu Jump Trading, yang itu menjauhkan diri dari pasar mata uang kripto menjauhi Mei 2023.

Faktor terakhir melemahnya pasar kripto saat ini yakni akibat permintaan ETF khususnya Ether yang tersebut digunakan lesu. ETF berjangka eter yang dimaksud dimaksud baru diluncurkan, volumenya tetap rendah sepanjang hari pertama perdagangan. Meskipun ETF ini keluar, merek tidaklah menyokong perubahan nilai tukar secara besar-besaran.

Di antara ETF baru yang mana mana tambahan populer saat ini, Ethereum Strategy ETF (EFUT) VanEck memperdagangkan belaka 25,000 lembar dengan nilai rata-rata US$17 per lembar dengan total volume dolar belaka sekali US$425.000.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah komoditas jurnalistik sebagai pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tiada bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau memasarkan barang atau sektor penyertaan modal terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidaklah bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang digunakan itu timbul dari keputusan tersebut.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *