emosional (emotional intelligence) serupa pentingnya dengan kecerdasan intelektual (intelligence quotients). Orang tua sebaiknya menghindari ucapan-ucapan ini agar memiliki kecerdasan emosional tinggi.
Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengidentifikasi kemudian mengelola emosi diri sendiri dan juga juga emosi orang lain.
Melansir dari laman UNICEF, penting untuk menumbuhkan kecerdasan emosional anak dikarenakan dengan cara ini mereka tambahan tinggi siap menghadapi tantangan hidup.
Anak-anak yang dimaksud dimaksud cerdas secara emosional tahu cara mengelola perasaan negatif, berperilaku wajar meskipun keadaan berjalan tiada sesuai keinginan, serta tak meninggalkan aktivitas saat keadaan sulit.
Membangun kecerdasan emosional anak
Ilustrasi. Ada tiga kalimat yang sebaiknya orang tua hindari agar anak memiliki kecerdasan emosional yang mana digunakan tinggi. (iStockphoto/MachineHeadz) |
Julia DiGangi, neuropsikolog lalu penulis “Energy Rising: The Neuroscience of Leading with Emotional Power” membagikan tips sederhana membesarkan anak agar cerdas secara emosional.
Ada tiga kalimat yang itu sebaiknya dihindari agar kecerdasan emosional anak tinggi.
1. ‘Kok enggak semangat gitu?’ atau ‘Kenapa kayak enggak niat?’
DiGangi menjelaskan otak diatur untuk unggul kapan pun kemudian di tempat tempat mana pun ia bisa. Kalau anak mengalami kesulitan, itu bukan dikarenakan mereka itu bukan ingin melakukannya dengan baik, melainkan merek bukan mampu.
“Dengan kata lain, masalahnya bukanlah motivasi mereka. Hal ini terjadi sebab adanya keputusan antara ekspektasi Anda sebagai orang tua juga kemampuan mereka,” kata DiGangi dalam tulisannya di tempat area CNBC.
Dia menyarankan agar orang tua bukan buru-buru memberi anak cap kurang motivasi atau kurang niat. Orang tua melihat, misal, anak tambahan besar banyak main gim ketimbang membaca buku.
Daripada ‘Kenapa enggak suka baca buku?’ lebih lanjut lanjut baik lontarkan pertanyaan terbuka misal ‘Ibu lihat kamu suka main gim, memangnya apa yang dimaksud digunakan kamu suka di tempat tempat permainan itu?’.
2. ‘Kenapa sih enggak mau dengerin Ibu/Bapak?’
Ilustrasi. Kalimat seolah orang tua merasa tak didengarkan oleh anak sebaiknya dihindari agar anak punya kecerdasan emosional yang dimaksud tinggi. (iStockphoto/Prostock-Studio) |
Orang tua kadang merasa anak bukan mau mendengarkan mereka. Namun saat ditanya atau diselidiki lagi, ternyata bukan anak tidak ada ada mau mendengarkan tapi ia terdistraksi atau terganggu hal lain sehingga susah fokus.
DiGangi berkata otak anak terikat pada otonomi juga kebutuhan untuk menjelajahi dunia berdasar identitas merekan itu sendiri, bukan keyakinan orang tua tentang siapa merek seharusnya.
Saat terjebak perselisihan kemudian anak tampak keras kepala, coba tanya pada anak; ‘Apa ayah sudah dengerin kamu?’
“Orang tua yang dimaksud digunakan cerdas secara emosional tak berusaha untuk mendapatkan kepatuhan dari anak-anak mereka, tetapi untuk mendapatkan koneksi. Mereka perlu tahu bahwa Anda bersedia mendengarkan kebenaran pengalaman mereka,” jelasnya.
3. ‘Dasar anak tak sopan!’
Stok kesabaran yang digunakan mulai menipis kadang menimbulkan orang tua mengambil kesimpulan terlalu luas terhadap perilaku anak.
Anak, misal, diberi cap bukan menghormati orang tua oleh sebab itu tiada mendengarkan ketika diminta mengerjakan PR. Cap ‘tidak menghormati orang tua’ padahal datang dari rasa ‘insecure’ orang tua.
Sebaiknya orang tua mengajukan pertanyaan terbuka, bukan menghakimi anak. Anak mendapat nilai buruk dalam ujian kemudian hal ini ditengarai akibat PR yang digunakan jarang dikerjakan.
‘Ibu perhatikan nilaimu turun. Mau ngobrol sebentar? Ibu ingin tahu ada apa.’
DiGangi berkata perasaan anak menular pada orang tua. Saat anak terguncang, orang tua pun demikian. Saat emosi besar muncul, wajar jika ingin mengontrol emosi anak dengan menyuruhnya diam kemudian juga tenang.
“Namun sebagai orang tua, tugas Anda bukanlah mengendalikan emosi anak Anda, melainkan mengendalikan emosi Anda sendiri,” imbuhnya.
Ilustrasi. Ada tiga kalimat yang sebaiknya orang tua hindari agar anak memiliki kecerdasan emosional yang mana digunakan tinggi. (iStockphoto/MachineHeadz)
Ilustrasi. Kalimat seolah orang tua merasa tak didengarkan oleh anak sebaiknya dihindari agar anak punya kecerdasan emosional yang dimaksud tinggi. (iStockphoto/Prostock-Studio)